11 Februari 2009

Anak Yatim Meninggal Akibat DBD

Oleh Wall Abulat

MAUMERE - Seorang anak yatim asal Lasang, Manggarai Barat Nasario Satrio yang diasuh lembaga Save Our Soul (SOS) Desa Taruna, Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Maumere, Senin pekan lalu.
Dua anak yatim lainnya yang diasuh lembaga yang sama, Apolonia Nimat asal Wela, Desa Goloworok, Kecamatan Ruteng dan Yohanes Adeo Rato (4 tahun) asal Riung, Kabupaten Nagekeo terbaring lemah di RSUD Maumere akibat DBD.

Total penderita DBD yang ditangani petugas Ruang Melati dan Ruang Mawar RSUD Maumere periode Januari-11 Februari 2009 sebanyak 56 orang. Rinciannya, 47 pasien balita ditangani petugas kesehatan di Ruang Melati, dan 9 pasien remaja dan dewasa ditangani di Ruang Mawar.

Kepala Unit Mawar Eva Irmaya, Rabu (11/2) menjelaskan jumlah pasien BDB yang ditanganinya dalam dua bulan terakhir meningkat bila dibandingkan bulan sebelumnya. Selama Januari-Februari 2009 terdapat 9 pasien DBD.
“Saat ini ada dua pasien yang sedang dirawat, satu di antaranya anak yatim yang berdomisili di SOS Desa Taruna,” kata Eva.
Seperti disaksikan Flores Pos, Apolonia Nimat terbaring lemah di salah satu ruangan di Unit Mawar. Ia didampingi Pemimpin SOS Desa Taruna Agus S. Widodo, staf SOS Yusuf, dan beberapa pangasuh SOS.
Agus S. Widodo kepada Flores Pos menjelaskan dalam dua pekan terakhir ada tiga anak SOS menderita DBD masing-masing Nasario Satrio, Apolonia Nimat, dan Yohanes Adeo Rato. “Nasario Satrio meninggal, Senin dini hari pekan lalu,” katanya.
Pihak SOS Desa Taruna telah mengantar jenazah korban ke Lasang, Kolang, Manggarai Barat, Senin siang. Korban dimakamkan di Lasang, Selasa (3/2). Korban merupakan bungsu dari 8 bersaudara. Ibundanya meninggal usai melahirkan Nasario, sedangkan ayahnya Anselmus Mantero berdomisili di Lasang.
“Dua anak yatim yang menderita BDB lainnya sedang ditangangi petugas kesehatan,” kata Widodo.
Diakuinya, selama ini pihaknya yang dibantu Dinas Kesehatan dan Yaspem telah melakukan pengasapan/fogging rutin tiap bulan. “Meskipun pengasapan terus dilakukan, namun jumlah pasien DBD terus bertambah,” katanya.
Widodo menjelaskan korban meninggal Nasario Satrio selama ini menjalani kegiatan belajar mengajar di SDK Bhaktyarsa, sedangkan Apolonia Nimat mengenyam pendidikan di SMP Virgo Fidelis (Vifi). “Nasario siswi kelas I SD, sedangkan Nimat siswi kelas II SMP.”
Hasil pemeriksaan dokter diketahui Nasario Satrio hanya memiliki trombosit sebanyak 45 ribu dari seharusnya/idealnya 150.000-400.000. Sedangkan, Apolonia Nimat memiliki trombosit 65.000.
Spesialis Anak dokter Mario B. Nara yang dikonfirmasi terpisah membenarkan salah seorang penghuni SOS Desa Taruna, Nasario Satrio meninggal akibat DBD, Senin dini hari, pekan lalu.
Mario juga mengaku selama periode Januari-11 Februari, pihaknya menangani 47 pasien DBD. Rinciannya, 41 pasien selama periode Januari, dan 6 pasien periode Februari.
Direktur RSUD Maumere, Asep Purnama yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan pasien DBD yang ditangani petugas RS periode Januari-Februari 2009 meningkat drastis, bila dibandingkan bulan sebelumnya.”Pasien DBD yang ditangani sebanyak 56 orang.” Kata Asep.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Delly Pasande menjelaskan pihaknya telah menugaskan staf ke setiap lokasi yang positif DBD untuk dilakukan pengasapan/fogging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar