10 Februari 2009

Keluhan Warga Daratei Tidak Ditanggapi

Oleh Hubert Uman


BAJAWA - Menurut Pemda Ngada dan Geologi Bandung, semburan lumpur panas di sumur panas bumi Daratei-Mataloko tidak apa-apa. Tidak ada dampak negatifnya. Karena itu pemerintah masa bodoh. Keluhan warga tidak ditanggapi. Tetapi kenyataannya lain. Seng atap rumah warga banyak rusak. Hewan dan tanaman banyak yang mati, dan ada sejumlah warga yang menderita penyalit kulit.

“Kami minta Dewan mendesak pemerintah Kabupaten Ngada segera mengatasi masalah di Daratei. Proyek ini sudah menyengsarakan rakyat. Sekarang warga mau lari salah-salah,”kata tokoh masyarakat Kelurahan Todabelu Kecamatan Bajawa Dominikus Wogo saat berdialog dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ngada, Senin (10/2).
Senada dengan Dominikus Wogo, warga Kelurahan Todabelu Thadeus Watu yang rumahnya di Daratei kepada Flores Pos mengatakan, Pemda Ngada selama ini tidak pusing dengan penderitaan warga di Daratei dan sekitarnya. Setiap kali petugas pemerintah kabupaten turun, warga selalu mengeluh. Keluhan warga sama sekali tidak ditanggapi.
Staf Kecamatan Golewa Ida Longa juga mengatakan, warga di Daratei sekarang tambah resah akibat munculnya asap panas yang muncul di dua rumah milik Kristina Buku dan Theresia Bate.
“Benar. Sejak beberapa hari yang lalu asap panas keluar dari dua rumah warga di Daratei. Pemerintah kecamatan sudah mendapatkan laporan dan sudah turun ke Daratei. Rumah warga yang keluar asap panas itu jaraknya 200 meter dari sumur empat yang tidak dipakai, ”kata Ida Longa di Kantor Bupati Ngada, Senin (9/2).
Menurut Ida Longa, sejak asap panas keluar pemilik kedua rumah untuk sementara tinggal di rumah keluarga mereka di kampung.
Asisten I Setda Ngada Elias Djo mengatakan, asap atau uap panas yang keluar dari rumah warga di Daratei, pihaknya belum mendapat laporan dari pemerintah kecamatan.
“Selama ini saya keluar terus. Asap yang keluar di rumah warga di Mataloko itu belum ada laporan,” kata Elias Djo, Selasa (10/2), di ruang kerjanya.
Angggota DPRD Ngada Martina Bupu asal Daratei, pada waktu berdialog dengan mahasiswa dan warga Todabelu dan Desa Ratogesa mengatakan, masalah dampak negatif panas bumi Mataloko sudah sering dibicarakan Dewan. Sudah disampaikan kepada pemerintah dalam sidang-sidang dewan.
“Dewan bukan tidak peduli dengan penderitaan warga. Hanya selama ini pemerintah anggap masalah di Daratei ini hal yang biasa. Dewan tetap mengharapkan agar pemerintah cepat atasi masalah ini. Apalagi sekarang sudah muncul asap dan uap di rumah-rumah warga,”kata Kristina Bupu.*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar