Oleh Andre Durung
LABUAN BAJO -- Demonstrasi Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) Manggarai Barat (Mabar) di gedung DPRD Mabar di Labuan Bajo, Senin (23/3) kisruh. Ketua DPRD Mateus Hamsi dan Ketua DPC PPDI Yohanes Bosko terlibat perang mulut, bertengkar, saat pertemuan berlangsung di ruang rapat utama dewan setempat.
Kejadian ini berawal dari penyampaian aspirasi demostran oleh Ketua DPC PPDI Mabar Yohanes Bosko. PPDI menuntut DPRD Mabar segera melakukan pergantian antar waktu (PAW) Basri Aloysius dari PPDi karena dia sudah pindah ke Partai Bulan Bintang (PBB).
Menurut Bosko, DPC PPDI telah mengusulkan kepada Pimpinan DPRD Mabar proses PAW Basri Aloysius sejak 2 Februari 2009. Tetapi dalam perjalanannya justru disiasati dalam sebuah hasil pleno DPRD Mabar No.170/DPRD/18/II/2009 untuk dikaji melalui Badan Kehormataan DPRD (BKD). Ini sangat bertentangan dengan Undang-Undang dan Peraturan Perudang-undangan berlaku.
“ Kami berkesimpulan hasil pleno itu semata-mata dipandang sebagai konspirasi pimpinan DPRD dengan anggota dewan Basri Aloysius sehingga proses PAW dipaksakan untuk dikaji melalui BKD,” tegas Bosko.
DPC PPDI meragukan kinerja kerja Pimpinan DPRD Mabar karena sangat lamban dengan berdalil mekanisme. Mekanisme melalu BKD jelas sangat bertentangan dengan tata cara PAW berdasarkan UU dan Peraturan peundang-undangan berlaku, tandas Bosko.
Ketua DPRD Mabar Mateus Hamsi tersinggung. “Kita tersinggung dengan aspirasi PPDI. Ini fitnah. Pimpinan dewan sudah tindak lanjuti surat kalian beberapa waktu lalu soal usul PAW, kini ditangani BKD. Kita tidak lamban, tidak ada konspirasi dengan anggota dewan PPDI yang diusul PAW itu. Jangan baca undang-undang sepotong-spotong, jangan paksa kehendak,” tandas Hamsi sambil tunjuk-tunjuk Bosko dari tempat duduknya.
Bosko yang duduk di bagian timur depan Hamsi berdiri. “ Saya bicara ini aturan. Saya tidak terima ketua tunjuk-tunjuk begini. Saya ini Ketua DPC PPDI,” tantang Bosko dengan suara lantang pula.
Melihat situasi tegang dan panas sejumlah pihak mendekati Bosko, suasana pun terkendali. Selanjutnya Hamsi kembali bicara. Dikatakan, aspirasi PPDI termasuk yang dalam bentuk demo hari ini telah diterima DPRD Mabar. Pimpinan dewan akan memanggil BKD dalam waktu dekat,” kata Hamsi sambil mengetuk palu tanda sidang ditutup.
Sebelum masuk ruang rapat utama DPRD Mabar, para demonstran orasi di depan gedung dewan, oratornya Yohanes Bosko dan Kosmas. Pengunjuk rasa berjumlah sekitar 10 orang. Spanduk dan poster bertuliskan antara lain: hasil pleno DPRD hanya menghambat PAW, PAW bukan spekulasi, PAW bukan kompromi. Mereka tiba di gedung dewan sekitar pukul 9. 45 Wita mengendarai speda motor.
Unjuk rasa ini dikawal ketat anggota Polres dan Polisi Pamong Praja Mabar. Para pendemo cuma diterima 2 anggota DPRD Mabar, yakni Huber Hamun dan Ketua Dewan Hamsi.
26 Maret 2009
Demo PPDI di DPRD Mabar Kisruh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar