15 April 2009

Polisi Masih Lacak Pelaku Aborsi

Polisi Sudah Kantongi Bukti

Oleh Andre Durung

LABUAN BAJO -- Polisi sudah kantongi bukti-bukti, namun masih mencari pelaku tindakan aborsi di Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Senin (13/4).

Kapolres Mabar, AKBP Samsuri di ruang kerjanya, Selasa (14/4) mengatakan, kasus ini cukup menghebohkan warga sekitar lokasi kejadian. Diduga, tindakan aborsi dilakukan Senin (13/4). Lokasinya di bibir kali di belakang kompleks SMAK St Iginatius Loyola Labuan Bajo.

Di lokasi, polisi menemukan barang bukti seperti alat suntik, bercak darah, bungkusan obat-obatan dan semacam ari-ari. Sedangkan pelaku dan bayi korban belum ditemukan.

Polisi akan bekerja sama dengan petugas kesehatan di Mabar untuk mencari jejak pelaku.

Sekretaris Dinas Kesehatan Mabar, Paulus Lesing di ruang kerjanya di Labuan Bajo, Selasa (14/4) mengatakan, Dinas Kesehatan sedang berkoordinasi dengan jejaring kesehatan di tingkat bawah.

“ Kita sudah dengar, sekarang kita lagi kordinasi dengan yang di bawah, juga dengan polisi,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Mabar, Martina M.Tibo pada kesempatan yang sama.

Menurut situs www. Aborsi.org, di dunia kedokteran abortus atau menggugurkan kandungan berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Ada tiga jenis aborsi yakni aborsi spontan (alamiah), aborsi buatan, dan aborsi terapeutik (medis).

Aborsi spontan atau alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan
aborsi buatan atau sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi.

Sedangkan aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

Banyak alasan orang melakukan aborsi antara lain usia si ibu masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah) atau aib keluarga. Menurut studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998), hanya satu persen aborsi karena kasus perkosaan atau incest, 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh yang serius. Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk kepentingan diri sendiri, termasuk takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan, malu atau gengsi. Atau hamil di luar nikah karena akan dilihat sebagai aib.

Sedangkan pelaku umumnya wanita berusia muda. Studi kasus di Ameroka lebih dari separo atau 57 persen pelaku aborsi berada di bawah usia 25 tahun. Bahkan 24 persen dari mereka wanita remaja berusia di bawah 19 tahun.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar