Oleh Wall Abulat
MAUMERE -- Dokter Ahli Forensik Universitas Indonesia , Mun’in Idris saat ini sedang menganalisis pelbagai foto jenazah Andri Haryanto, korban yang disebutkan tewas gantung diri di dapur kosnya di Waioti, Selasa (14/10/2008) di Laboratorium Forensik (Labfor) UI.
Prof Idris juga menganalisis letak jenazah Andri baik saat sedang tergantung, maupun dalam posisi dibaringkan aparat polisi usai jenazah diturunkan.
Demikian dikemukakan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus per telepon seluler dari Jakarta , Kamis (26/2) pagi.
Menurut Selestinus, analisis foto-foto jenazah Andri Haryanto dan posisi jenazah adalah salah satu langkah awal sebelum dilakukan autopsi ulang. Langkah lainnya adalah Prof Idris meneliti kembali sampel hati dan otak yang diangkat dokter AKP Marthin Ginting saat autopsi pertama, awal November 2008 lalu.
“Saat foto jenazah Andri diserahkan ke Prof Idris usai lakukan autopsi jenazah Romo Faustin Sega, baru-baru ini, beliau langsung melihat ada kejanggalan. Untuk memastikannya, Prof Idris sedang menganalisis foto-foto yang ada melalui alat pembedah,” kata calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrasi Pembaruan Daerah Pemilihan (Dapil) NTT I ini.
Diakuinya, bila langkah-langkah pendahuluan ini sudah memberikan gambaran awal terkait kematian Andri Haryanto, maka Prof Idris akan berupaya melakukan autopsi ulang.
Menurutnya, autopsi ulang sangat penting selain menjawabi keraguan keluarga dan masyarakat terhadap hasil autopsi pertama, juga upaya yang sama harus dilihat dalam konteks keinginan warga untuk mendapatkan keadilan dan kepastian hukum.
“Apalagi tak dapat dipungkiri peralatan Labfor kita belum lengkap bila dibandingkan Labfor UI. Prof Idris sangat memahami hal ini, termasuk dalam autopsi pertama. TPDI dan Prof Idris sepakat r jenazah Andri perlu diautopsi lagi,” kata Selestinus.
Selestinus pada kesempatan ini, juga memberi apresiasi kepada Polres Sikka dan ahli forensik yang telah maksimal mengautopsi jenazah Andri dan telah memeriksa sampelnya di Labfor Polda Bali .
“Upaya Polres Sikka dan Labfor Polda Bali dalam memeriksa hasil autopsi pertama patut diberikan apresiasi. TPDI juga salut kepada Kapolres Sikka dan jajarannya yang telah secara maksimal melakukan autopsi pertama dan mengirim sampelnya untuk diteliti di Labfor Bali ,” kata Selestinus.
Bangun Koordinasi dengan Polisi
Ketua TPDI NTT, Meridian Dewanta Dado, yang juga kuasa hukum keluarga Andri Haryanto yang dihubungi terpisah menjelaskan, untuk melakukan autopsi ulang, pihak TPDI akan membangun koordinasi dengan para pihak, terutama pihak Polres Sikka.
Koordinasi dengan pihak Polres Sikka sangat penting, baik untuk mengantisipasi keamanan, mekanisme penggalian kembali kubur Andri, maupun terkait prosedur-prosedur formula sebelum dilakukan autopsi.
“Dukungan Polres Sikka dalam menyukseskan autopsi ulang ini sangat kami butuhkan,” kata Dado caleg DPRD Sikka Dapil I dari PDP ini.
Flores Pos dan beberapa wartawan telah berupaya menemui Kapolres Sikka AKBP Agus Suryatno, Selasa (24/2) untuk dikonfirmasi terkait rencana autopsi ulang. Kapolres saat itu melalui salah seorang ajudannya tidak bisa menerima wartawan dengan alasan karena banyak berkas yang hendak ditandatanganinya.
Meskipun demikian, Kapolres Agus Suryatno kepada Flores Pos, pekan lalu menjelaskan pihak dokter forensik telah mengautopsi jenazah Andri Haryanto, November 2008 lalu. Hasil autopsimenyimpulkan bahwa Andri Haryanto meninggal murni gantung diri.
Ditanya soal rencana autopsi ulang , Kapolres menjelaskan secara etika hal itu tidak bisa dilakukan karena proses autopsi sebelumnya sudah berjalan maksimal dan dilakukan dokter forensik yang independen. Meskipun demikian, Kapolres sangat menghargai upaya autopsi sebagai salah satu apresiasi hak dan kebebasan setiap orang. *
27 Februari 2009
Prof Idris Analisis Foto dan Posisi Jenazah Andri
Label:
kriminalitas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar