15 Maret 2009

TPDI Bahas Kasus Romo Faustin dengan Kapolri

Oleh Wall Abulat


MAUMERE - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus menyatakan penyesalannya atas kinerja Kapolres Ngada, AKBP Erdy Swahariyadi yang tidak transparan dalam proses hukum para tersangka pembunuhan Romo Faustin Sega, Pr.
Dia prihatin karena penanganan kasus ini sepertinya berjalan di tempat. TPDI telah akan menemui Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri untuk membahas masalah penanganan kematian Romo Faustin, pekan ini.

”TPDI sudah mengagendakan untuk bahas kasus Romo Faustin dan kinerja Kapolres Ngada ini dengan Kapolri,” kata Petrus Selestinus, Sabtu (14/3).

Dia ditanyai seputar sikap Kapolres Ngada AKBP Erdy Swahariyadi yang tidak mau diwawancari wartawan terkait perkembangan penanganan kasus Romo Faustin Sega, seperti diberitakan harian ini, Sabtu (14/3).

Selestinus mengaku pihaknya telah menerima keluhan masyarakat terkait kinerja Kapolres Ngada dan jajarannya yang tidak serius tangani kasus Romo Faustin Sega, dan pelbagai kasus lainnya.

“Selain mengagendakan bertemu Kapolri, TPDI juga akan membicarakan masalah serupa dengan Kepala Divisi Humas Mabes Polri dan petinggi Polri lainnya,” kata calon legislatif (caleg) DPR RI daerah pemilihan NTT I yang diusung Partai Demokrasi Pembaruan (DPD) ini.

Menurut Selestinus, sikap Kapolres Ngada yang tidak bersedia diwawancarai seputar perkembangan kasus Romo Faustin sangat bertentangan dengan kebijakan pimpinan Polri saat ini yang menekankan pentingnya peran informasi dari dan ke masyarakat, pentingnya transparansi.

Sikap Kapolres Ngada yang tertutup itu, lanjutnya, juga bertentangan dengan UU tentang informasi publik dan peraturan pemerintah terkait hak masyarakat untuk mendapatkan informasi.

“Sikap tertutup seperti ini telah mencederai hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang dijamin UU. Apalagi kasus yang sedang ditangani ini sudah menjadi konsumsi publik. Pertanyaan muncul, Kapolres bekerja untuk kepentingan siapa, apakah untuk kepentingan masyarakat atau kepentingan pihak tertentu,” katanya.

Kepada Kapolri, Selestinus meminta agar segera mencopot Kapolres Ngada karena kinerja tidak profesional dan telah mencederai hati masyarakat, terutama keluarga Romo Faustin.

“Dalam agenda pertemuan itu nanti, saya akan mendesak Kapolri untuk segera copot Kapolres Ngada,” katanya.

Desakan untuk mencopot Kapolres Ngada ini juga disampaikan Ketua Forum Peduli Atas Situasi Negara (Petasan) Kabupaten Sikka, Siflan Angi dan adik kandung Romo Faustin, Carles Vian Baba dan Afra Mago, sebelumnya.

Mereka minta Kapolri untuk segera mencopot Kapolres Ngada karena kinerjanya tidak profesional dan telah membuat kesimpulan tergesa bahwa Romo Faustin meninggal wajar.
“Kapolri harus segera copot Kapolres Ngada,” kata Siflan, yang juga Ketua DPD Partai Merdeka Kabupaten Sikka.

Afra Mago selain mendesak Kapolres dicopot, juga dalam pernyataannya minta Kapolda NTT untuk mengambil alih penanganan hukum kasus Romo Faustin Sega. “Kapolda harus ambil alih penanganan kasus ini,” kata Mago.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar