03 April 2009

Fashion dan Informasi untuk Perempuan Positif HIV

Oleh Marcela Valente
Sindikasi Pantau

MAJALAH terbitan International Community of Women Living with HIV/AIDS (ICW) di Amerika Latin dan Karibia tampil modern dan penuh warna. Ia bukan hanya menyediakan informasi tapi juga tulisan mengenai fashion dan hiburan. Desainnya ramping, bisa dimasukkan dalam tas perempuan.

"Majalah-majalah di ruang tunggu dokter biasanya menempatkan perempuan penderita HIV sebagai korban, yang menjalani kehidupan tragis. Tapi majalah ini mewartakan kegembiraan, penuh energi, dan hidup yang sehat tanpa rokok, memperhatikan sistem kekebalan tubuh mereka," ujar Maria Mansilla, editor yang bertanggung jawab atas konten majalah No estás sola (Kamu Tak Sendirian) kepada IPS.

Nama majalah ini berasal dari slogan salah satu kampanye ICW Latina dengan target perempuan hamil penderita HIV, yang sering merasa sendirian ketika menghadapi sistem medis yang acuh tak acuh atau bahkan bermusuhan.

Ide awalnya menyediakan mereka informasi bagaimana mencegah penularan virus AIDS dari ibu ke bayinya. Juga mengajak perempuan yang mengalami kondisi tersebut bergabung dengan jaringan mereka.

"Melalui majalah ini, kami berusaha menghindari pendekatan cengeng, yang hanya menyediakan ruang pengaduan atau perspektif medis-ilmiah," ujar Mansilla.
"Kami ingin bercerita bagaimana gadis-gadis di berbagai negara mempersiapkan pesta ulang tahun ke-15 mereka, seperti juga tentang kurangnya lapangan kerja. Kami punya pembaca yang didiagnosis menderita AIDS 20 tahun lalu dan yang baru. Sehingga materi majalah harus seimbang, dan bersama-sama kami buat."

Majalah ini dirilis akhir Februari lalu. Ia sudah didistribusikan di 20 negara Amerika Latin, tempat ICW Latina memiliki sejumlah cabang. Majalah ini merupakan buah sekretariat regional, yang dipimpin aktivis Argentina Patricia Pérez.
ICW didirikan dengan level global pada 1992 untuk merespons kurangnya dukungan, pelayanan, dan informasi bagi perempuan penderita HIV/AIDS, dan untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Organisasi ini memiliki perwakilan di berbagai wilayah, dipimpin dan didirikan oleh para perempuan penderita HIV.

Fokus utama program ICW Latina adalah melawan stereotipe.

Dua tahun lalu, mereka mengejutkan opini global ketika menerbitkan sebuah laporan, dengan dukungan dari Dana PBB untuk Anak-Anak (UNICEF), mengenai perempuan-perempuan muda dan dewasa pengidap HIV/AIDS di wilayah itu, yang memberikan kesaksian bagaimana menghadapi hasil didiagnosis.

Tujuan laporan itu melawan "kesendirian, stigma, dan diskriminasi."

Kini, majalah No estás sola akan jadi terbitan tiga bulanan, meski di masa mendatang bisa terbit lebih sering, ujar Daniel Barberis, wartawan yang juga jadi petugas bagian media ICW Latina, kepada IPS.

"Hidup kami cenderung digambarkan dalam stereotipe-stereotipe tertentu, dicap hitam, dengan nada yang tragis," tulis editorial edisi pertama.
Yang perlu ditekankan adalah kebutuhan informasi terbaru, agar "menikmati hidup dengan baik dan sehat."

"Informasi adalah hak," ujar pemimpin redaksi, Patricia Pérez.

Dengan sampul penuh warna bergambar seorang perempuan muda menatap jauh ke arah lautan, No estás sola membukanya dengan pernghormatan kepada keluarga dan teman-teman pengidap HIV, "orang-orang yang mendampingi, membantu menjalani hidup, menyelami dan menghadapi hasil diagnosis," sembari menekankan pentingnya "dukungan kasih sayang" bagi orang-orang dalam situasi semacam ini.

Tulisan itu menceritakan situasi yang dihadapi perempuan dan anggota keluarga mereka. Tulisan didukung sejumlah studi ilmiah yang menunjukkan pentingnya dukungan semacam itu untuk membantu perawatan. Dihiasi pula dengan foto-foto fotografer Prancis, Joelle Dollé, yang sebelumnya pernah dipamerkan di Prancis dan Spanyol.
Foto-foto itu memperlihatkan dua atau tiga orang, yang tersenyum dan tampak sehat, bersama nama pertama dan profesi mereka. Dijelaskan bahwa salah satu dari mereka mengidap HIV. Tapi sulit menentukan yang mana.

Majalah ini juga memiliki rubrik untuk perempuan muda dan dewasa. Para remaja yang ambil bagian dalam pertemuan yang digagas ICW Latina mengutarakan harapan dan keinginan mereka, "agar tak didiskriminasikan", "agar masalah HIV/AIDS didiskusikan di setiap sekolah", "agar bisa membantu para perempuan itu tak terjebak dalam keputusasaan."

Perajin perhiasan asal Uruguay Maureen Brenson bicara mengenai kehidupannya. Dia menjawab berbagai pertanyaan pendek tentang kesulitan yang dihadapinya, juga pekerjaan dan mimpi-mimpinya. Salah satu pertanyan yang diajukan adalah, "Apa yang akan Anda lakukan seandainya memenangi lotere?"

Mansilla mengatakan, ICW Latina mengundang para profesional media dan desain untuk membantu mengerjakan majalah itu, yang disebutnya bukan hal yang biasa dilakukan LSM.
"Tujuannya bukanlah memproduksi sebuah penerbitan yang menunjukkan apa kegiatan organisasi kami, tapi membuat sarana baru untuk menjalankan tugas kami," ujarnya.

"Perempuan yang bergabung dalam jaringan ini adalah aktivis akar rumput, tanpa pengalaman organisasi, dan kini mereka bisa berbuat sesuatu. Banyak di antara mereka adalah para pemimpin yang mencoba menyalurkan pesan-pesan secara kreatif, berbeda, dengan musik, lagu, dan komitmen seniman," ujarnya.

"Ini cara nonkonvensional untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan publik."
Majalah itu juga memuat wawancara dengan Eugenia Podestá, koordinator regional Vital Voices, LSM internasional yang didirikan pada 1997 oleh Hillary Clinton (sekarang Menteri Luar Negeri AS) saat menjadi ibu negara. LSM ini bertujuan melatih dan memberdayakan para pemimpin perempuan di seluruh dunia.

Edisi pertama No estás sola juga memiliki rubrik surat kepada redaksi, konsultasi kesehatan; mulai pendekatan nontradisional hingga bermacam kotak obat-obatan, artikel kesehatan, dan bahkan fashion.
Desainer Argentina Maria Cher memberikan saran praktis bagaimana membuat baju terbaik untuk menyiasati perubahan bentuk tubuh, yang seringkali terjadi akibat efek samping konsumsi kombinasi obat-obat antiretrovial.

Efek samping umumnya adalah lipodystrophy, yang menyebabkan distribusi lemak tubuh tak wajar. Gejalanya perut dan dada membengkak, tapi kehilangan jaringan lemak di wajah, lengan, dan kaki.

Cher memberikan ide-ide bagi perempuan itu agar terlihat modis, dan tetap merasa nyaman dengan perubahan tubuh mereka.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar