03 April 2009

Kasus Romo Faustin Pembunuhan Berencana

Alibinya Kuat

Oleh Hubert Uman

BAJAWA -- Dari serpihan barang bukti dan keterangan 16 saksi yang sudah diperiksa, alibinya sangat kuat bahwa kasus ini pembunuhan berencana. Korban Romo Faustinus Sega Pr dibunuh setelah direncanakan terlebih dahulu.

“Belum bisa disampaikan siapa calon tersangka yang merencanakan pembunuhan ini. Siapa aktor intelektualnya, juga tunggu dulu. Tetapi yang jelas ada indikasi kuat bahwa kasus ini pembunuhan berencana,” kata Ketua Tim Polda Ngada yang melakukan penyelidikan ulang kasus kematian Romo Faustinus Sega, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mohamad Slamet, di Bajawa, Jumat (3/4).

Dia mengatakan, saksi yang sudah diperiksa oleh timnya sebanyak 16 orang. Para saksi tidak dipanggil. Tim menerapkan sistem jemput bola untuk mempercepat proses. Pemeriksaan dilakukan di Polsek, paroki, dan tempat tinggal saksi. Apabila dipanggil, akan makan waktu, buang biaya, waktu, dan tenaga. Dan sistem jemput bola ini juga suatu bentuk pelayanan kepada masyarakat. Sebab polisi juga bagian dari masyarakat.

Dalam penyelidikan kasus ini, kata Slamet, timnya tidak mengalami kendala. Kendalanya hanya satu, yakni Polres Ngada tidak mengizinkan tim melakukan pemeriksaan terhadap Thersia Tawa. Berkas perkara Theresia Tawa yang sudah dilimpahkan ke Kejaksaan juga tidak diberikan oleh Polres Ngada.

“BAP yang sudah dilimpahkan ke kejaksaan ini kami mau pelajari. Pada waktu tim minta di Kasat Reskrim tidak diberikan. Kemarin saya minta di Kapolres, juga tidak diberikan. Tim tetap berusaha untuk periksa Theresia Tawa,”kata Slamet.
Apakah ini suatu bentuk Polres Ngada tidak mendukung kerja Tim Polda, dijawab oleh Slamet, tentang hal ini ia tidak bisa omong. Tinggal masyarakat sendiri yang menilai.

Berkaitan dengan Kasat Reskrim Polres Ngada AKP Doni yang semula termasuk anggota tim yang dipimpinnya, kata Mohamad Slamet, lihat sendiri. Hanya kami sendiri yang kerja. Kendati demikian, tim ini bekerja sampai tuntas. Tim belum kembali ke Kupang sebelum pelaku pembunuhan dalam kasus ini terungkap.

Ketua Lembaga Advokasi dan Penguatan Masyarakat Sipil (Lapmas) Yosafat Koli, sangat menyangkan sikap Polres Ngada yang tidak memberikan dukungannya terhadap tim Polda yang melakukan penyelidikan kasus kematian Romo Faustin Sega.

“Polres Ngada harus berjiwa besar. Akui kelemahannya dalam pengungkapan pelaku pembunuhan Rm Faustin ini. Dukunglah tim Polda. Masyarakat Ngada khususnya atau Flores umumnya masih terus menunggu hasil kerja polisi dalam mengungkapkan pelaku pembunuhan Rm Faustin,” kata Yosafat Koli di Bajawa, Jumat (3/4).

Menurut Yosafat Koli, kasus pembunuhan Romo Faustin sangat aneh. Masa pelaku hanya Theresia Tawa. Pelakunya pasti lebih dari satu orang. Pelaku yang lainnya harus dibongkar, termasuk aktor intelektualnya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar