22 Februari 2009

Pustu Todo dan Gedung SDI Mowol Roboh

Oleh Christo Lawudin

RUTENG -- Banyak sarana dan fasilitas umum ambruk karena angin kencang. Pusat Kesehatan Pembantu (Pustu) Todo, Desa Todo dan gedung SDI Mowol, Desa Lia, dan rumah warga di Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai roboh diterpa angin kencang.
Disaksikan Flores Pos yang mengikuti tim Pemkab yang membawa bantuan tanggapan darurat baik beras maupun seng kepada para korban bencana alam angin kencang, Kamis (20/2), sisa-sisa ganasnya angin kencang masih terlihat di kawasan selatan Kabupaten Manggarai Barat tersebut.

Banyak tanaman perdagangan seperti kemiri, cokelat, pisang, mahoni, dan lain-lain patah dan roboh di sekitar jalan raya di wilayah Desa Lia, Pongkor, Gulung, dan Todo. Rumah warga yang rusak sebagian dibiarkan begitu saja. Atapnya sebagian hilang diterbangkan angin. Yang lainnya sudah diperbaiki.

Kerusakan paling mencolok terlihat di SDI Mowol, Desa Lia. Gedung dengan enam ruang kelas itu rontok. Gedung patah jadi dua. Untuk menopang gedung, terpaksa dipasang penyangga dari kayu.

Dua ruang kelasnya pun sudah tak beratap lagi. Keadaan ini amat rawan jika tetap digunakan sebagai tempat belajar mengajar. Keadaan yang tidak lebih baik terlihat di Pustu Todo, Desa Todo. Pustu tersebut sudah mencium tanah. Yang tersisa cuma tembok dinding dan lantai. Dinding dan atap sudah tak ada lagi. Para petugas sudah membersihkannya.

Kepala SDI Mowol, Dominikus Jemadu mengatakan, sekolahnya sempat diliburkan karena kerusakan parah. Para guru berinisiatif untuk menyangga atap menggunakan kayu.
"Kita khawatir jika angin masih ada lagi. Saya bersama para guru dan anak-anak selalu waspada. Kerusakan ini telah dilaporkan ke kabupaten. Tim kabupaten sudah datang melihat keadaannya," katanya.


Kades Gulung, Darius Perau mengatakan, di wilayahnya yang rusak parah adalah rumah warga dan gedung TRK Watu Welo. Gedung TRK saat ini dalam kondisi miring. Keadaan ini sudah dipastikan akan berdampak buruk bagi anak-anak jika tetap ada angin. Untuk rumah warga, 6 rumah mencium tanah dan hingga kini belum diperbaiki karena kesulitan biaya.
"Ada beberapa warga masih tinggal di rumah orang. Kita harapkan bantuan perumahan segera diberikan agar warga ini bisa terbantu," katanya.

Seorang warga Mertina Mamut mengakui, rumahnya termasuk terparah kerusaknnya. Rumah sederhana itu sudah hancur. Dia belum bisa memperbaikinya karena tidak ada uang.
"Kami masih tinggal di rumah tetangga. Kami senang karena saat ini kami terima bantuan dari pemerintah," katanya.

Kaban Kesbanglinmas, Michael M. Kulas per telepon, Jumat (20/2) mengatakan, untuk bantuan tanggap darurat sedang dibagi. Jenis bantuannya, beras, mie instan, seng, dan paku. Pendropingan tahap pertama dilakukan, Kamis dan Jumat (19-20/2).
"Ini bantuan tahap pertama. Tahap berikutnya akan dijadwalkan kemudian sesuai dengan data-data yang masuk," katanya.

Sedangkan Kabid Penanggulangan Bencana, Kanis Ramang mengatakan, pendropingan telah dilakukan pada 3 desa di Kecamatan Satar Mese Barat, 2 desa di Kecamatan Satar Mese, 1 desa di Kecamatan Ruteng, dan 2 desa di Kecamatan Rahong Utara. Mereka diberikan beras 50 kg, mis instan 1 dos, dan seng jumlah bervariasi antara 8 lembar hingga 200 lembar.
"Saya pimpin langsung distribusi bantuan itu. Semua sudah diberikan sesuai dengan jadwalnya,"kata Kabid Ramang yang didampingi Kasubdin Rekonstruksi dn Bantuan Bencana Frans Hemo.

Sawah Hancur
Belasan hektare sawah di sekitar kali Wae Palo tertutup material banjir seperti batu, pasir, kayu, dan lain-lain.

Kades Pong Leko, Germanus Papu di Ruteng, Jumat (20/2) mengatakan, di desa tersebut tidak hany rumah yang rusak, melainkan juga sawah. Padi yang berumur satu bulan ditutup material banjir.

"Belasan hektare sawah itu memang bervariasi kerusakannya. Ada padinya hilang sama sekali ditutup pasir dan bebatuan. Ada yang sebagian petak sawah yang rusak. Tetapi, satu yang pasti, tutupan material banjir berpengaruh pada padi warga. Padi pasti tidak tumbuh normal. Sejauh ini belum ada perhatian sama sekali, selain penanganan darurat oleh warga sendiri," katanya.
Seorang warganya, Veronika Numbut yang ditemui di Kampung Maras usai menerima bantuan, Kamis (19/2) mengatakan, rumahnya sudah roboh sama sekali. Mereka sempat beberapa malam tinggal di rumah tetangga, sebelum keluarganya membangun rumah darurat. Selama beberapa pekan ini mereka terpaksa tinggal di rumah darurat itu.

"Saya senang ada perhatian konkret dari pemerintah. Kami pasti segera kerjakan rumah karena seng dan paku sudah ada. Untuk balok dan dinding kita masih bisa gunakan yang ada. Kami sudah siap bangun kembali," katanya.

Kasubdin Rekonstruksi dan Bantuan Bencana Badan Kesbanglinmas Manggarai, Frans Hemo mengatakan, bantuan telah disalurkan ke para korban 700 kg beras, 14 dos mie instan, dan 205 lembar seng dan paku seng dan paku balok.*


1 komentar:

  1. tolong pemerintah jangan cuma menikmati indahnya kursi yang kalian duduk....tetapi perhatikan nasib rakyat yang semakin hari semakin melarat..terutama DPRD sampaikan aspirasi Rakyat....jangan cuma datang,duduk,diam.....di kantor DPR

    BalasHapus