06 Februari 2009

DPRD NTT Dukung Copot Kapolres Ngada

Oleh Leonard Ritan

KUPANG - DPRD NTT mendukung rekomendasi rapat DPRD Kabupaten Ngada, NTT yang meminta Kapolri mencopot Kapolres Ngada AKBP Erdy Swahariyadi karena dinilai tak kooperatif dan tak serius mengungkap kasus kematian Romo Faustinus Sega.
Penegasan ini disampaikan Ketua DPRD NTT, Melkianus Adoe di ruang kerjanya setelah bersama utusan DPRD Ngada, Antonius Moti menemui Kapolda Kombes Pol. Antonius Bambang Suedi, Jumat (6/2).

Adoe mengatakan, DPRD NTT sangat antusias terhadap aspirasi masyarakat/umat Katolik Keuskupan Agung Ende dan rekomendasi pimpinan DPRD Ngada karena merupakan masalah serius.
“Saya bersama utusan DPRD Ngada, Antonius Moti sudah bertemu dengan Kapolda untuk meminta keseriusan pihak kepolisian mengungkap tuntas kasus kematian Rm Faustinus. S ehingga dengan dukungan Polda NTT, dalam waktu dekat kasusnya sudah bisa terungkap,” kata Adoe.
Dijelaskan, pada kesempatan pertemuan dengan Kapolda itu diserahkan juga surat rekomendasi pimpinan DPRD Ngada, pernyataan sikap umat Keuskupan Agung Ende dan surat kapolres Ngada kepada bupati Ngada.
Kapolda sangat antusias dan segera membentuk tim Polda NTT untuk mengusut kasus Rm. Faustinus. Bahkan Kapolda pun akan mendatangkan dokter forensik dari Universitas Indonesia (UI).
Utusan DPRD Ngada, Antonius Moti menjelaskan, DPRD mengeluarkan rekomendasi untuk mencopot Kapolres Ngada karena semangat kemitraan hampir tak ditampilkan Kapolres.
Setidaknya, sudah tiga kali DPRD mengundang untuk didengar penjelasan termasuk kematian Romo Faustin, pasti saja alasan yang disampaikan seperti keluar daerah.
Pada prinsipnya, rekomendasi yang dikeluarkan pimpinan DPRD Ngada itu guna meminta Polda NTT mem-back up untuk mengungkap kasus kematian Rm. Faustin.
“Kami sangat senang selain dapat dukungan dari DPRD NTT, Kapolda juga sangat antusias terhadap rekomendasi yang disampaikan. Bahkan dalam waktu dekat tim yang dibentuk polda segera turun ke lapangan guna menelusuri kasus kematian Faustinus.
Kapolda Antonius, ungkap Moti, juga akan bertemu dengan Uskup Agung Ende Mgr. Sensi Potokota untuk menyampaikan rencana didatangkannya dokter forensik. Diharapkan pihak keuskupan bisa memahami ketika tim forensik turun untuk melaksanakan tugasnya. Sehingga diketahui secara pasti kejelasan kasusnya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar