24 Februari 2009

Tujuh Rumah di Kampung Adat Todo Rusak

Oleh Christo Lawudin

RUTENG (FP) - Tujuh rumah di komplek rumah adat Todo, Desa Todo dihantan angin. Dua dapur mencium tanah dan beberapa rumah atapnya diterbangkan angin. Warga belum memperbaikinya khawatir ada angin kencang susulan.

Penjaga Retribusi Kampung Adat Todo, Titus Jehadut per telepon kepada Flores Pos di Ruteng, Selasa (24/2) mengatakan, kerusakan rumah dan dapur pada musim angin tahun ini terbilang terparah beberapa tahun terakhir ini.


Atap 5 rumah diterbangkan angin. Dua dapur beratap seng hancur dan bahkan rata tanah. Bangunan sederhana yang rusak itu belum diperbaiki.

”Saya sudah hitung. Ada 7 rumah yang rusak. Rumah untuk penjaga juga rusak, kacanya jatuh. Kita sudah laporkan ke desa agar ada bantuan. Warga di dalam komplek perkampungan adat itu juga diberi bantuan bahan bangunan rumah. Sedangkan rumah adat tak ada masalah,” katanya.
Dia usulkan agar kerusakan ini diperbaiki sebelum musim turisme datang. Karena perkampungan adat ini adalah aset wisata budaya Manggarai.

Warga lain, Mateus Nudin saat pembagian bantuan, Kamis (18/2) mengatakan, belum semua korban angin kencang menerima bantuan pemerntah. Karena kerugian yang dilaporkan ke pemerintah kabupaten hanya sebagian.

”Yang lainnya, belum dapat apa-apa dari pemerintah. Padahal, kerusakannya hampir sama dan malah ada yang lebih buruk kondisinya. Kita minta untuk tahap kedua, warga yang belum dapat diprioritaskan,”katanya.

Kasubdin Rekonstruksi dan Bantuan Bencana, Frans Hemo mengatakan, bantuan korban bencana alam tahun ini belum berakhir. Yang diakomodasi saat ini adalah para korban yang melaporkan keadaannya saat kejadian.

”Yang kita beri beberapa waktu lalu itu, hanya untuk 44 keluarga pada 5 kecamatan. Di Satar Mese Barat 4 desa, di Kecamatan Satar Mese 1 desa Kecamatan Lelak 2 desa, Kecamatan Ruteng 1 desa, dan Kecamatan Rahong Utara 2 desa,”katanya.

Bupati Christian Rotok kepada wartawan di Ruteng, beberapa waktu lalu mengatakan, sesuai dengan data yang ada, untuk sementara taksasinya mencapai Rp1 miliar lebih. Jumlahnya bisa saja bertambah karena belum semua desa dan kecamatan melaporkan kondisinya.

”Kita terus pantau keadaan itu. Kita tetap data setiap laporan dari bawah yang masuk,”katanya.*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar