30 Maret 2009

Forcam Sikka Dukung Bupati Rotok Cabut Izin Operasi Tambang

Oleh Wall Abulat

MAUMERE -- Ketua Forum Cendekiawan Asal Manggarai (Forcam) di Kabupaten Sikka, Pater Alex Jebadu SVD menyambut baik langkah yang diambil Bupati Manggarai Christian Rotok yang menghentikan operasi kuasa pertambangan (KP) PT Sumber Jaya Asia (SJA) yang mengeksploitasi mangan dalam kawasan hutan lindung RTK 103, hutan Soga 1 dan 2 Kedindi, Kecamatan Reok, seperti diberitakan harian ini terbitan, Senin (30/3).

“Forcam beri apresiasi dan sangat mendukung langkah yang diambil Bupati Manggarai ini,” kata Pater Alex yang, Senin (30/3).

Menurut Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero ini, sikap tegas Bupati Rotok pantas ditiru oleh para bupati sedaratan Flores dan Lembata sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan lingkungan dan meminimalisasi dampak buruk kegiatan penambangan bagi generasi mendatang.

“Para bupati sedaratan Flores dan Lembata perlu belajar dan meniru apa yang sudah dilakukan Bupati Rotok ini,” kata Pater Alex.

Meskipun memberikan apresiasi kepada Pemkab Manggarai, Pater kelahiran Rego, Manggarai Barat ini tetap mendesak Bupati Rotok untuk menghentikan juga segala kegiatan penambangan lainnya di Kabupaten Manggarai di antaranya di Kajong, Kecamatan Reok, Satarpunda, dan beberapa lokasi lainnya. “Bupati juga harus cabut izin penambangan lainnya di Kabupaten Manggarai,” kata Pater Alex.

Minta Dukungan Internasional
Forcam dalam sebulan terakhir telah melakukan pelbagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan hidup di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur, di antaranya dengan meminta dukungan internasional. Senin pekan lalu, Forcam mengirim tembusan petisi tolak tambang pada tiga kabupaten di Flores Barat (Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur) ke pelbagai pihak di antaranya Paus Benediktus XVI, Superior Jenderal SVD di Roma, Presidenf of Ecological Crisis Committee of the United Nations in New York, President of Vivat International di New York, dan President of National Geographic Magazine di Washington.

Menurut Pater Alex, upaya untuk menyelamatkan lingkungan juga merupakan panggilan dan tugas gereja lokal dan universal, serta masyarakat dunia seluruhnya dalam upaya menjaga keutuhan ciptaan Tuhan. “Surat tembusan petisi tolak tambang di Kabupaten Manggarai dan dua kabupaten pemekarannya telah kami kirim ke Vatikan dan para pihak luar negeri lainnya,” katanya.

Adapun alasan penolakan aktivitas penambangan di Manggarai, lanjutnya, di antaranya karena pertambangan bukan pilihan tepat, baik dari sisi strategi maupun urgensi pembangunan di Manggarai; pertambangan tidak relevan dan koheren dengan kondisi nyata geologi; topografi wilayah Manggarai dan kehidupan sosial budaya serta ekonomi masyarakatnya yang berbasis pertanian, perikanan, dan kelautan; pertambangan hanya memberikan keuntungan terutama untuk korporasi yang merampas hak-hak masyarakat lokal atas tanah, dan kesejahteraan yang dijanjikan perusahaan tambang lebih merupakan suatu mitos atau ilusi yang membius masyarakat untuk menyerahkan tanah, dan bukannya kesejahteraan dan perbaikan hidup secara nyata, menyeluruh dan berkelanjutan.

Kepada Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur, Forcam mengajukan beberapa tuntutan antara lain minta untuk menghentikan semua aktivitas penambangan yang sedang berjalan dan harus menolak pemberian izin kuasa penambangan baru kepada perusahaan-perusahaan tambang, Pemerintah Pusat dan Daerah harus mencabut izin kuasa pertambangan yang telah diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang sedang beroperasi di Manggarai, dan pemerintah tiga kabupaten dimaksud lakukan reklamasi akibat eksploitasi pertambangan dan memberikan ganti rugi yang adil kepada masyarakat yang dirugikan akibat penambangan.

Forcam juga mendesak pemerintah kabupaten setempat untuk menjadikan isu ekologi sebagai salah satu isu sentral dalam politik dan kebijakan publik yang searah dengan gerakan dan tuntutan penyelamatan lingkungan hidup oleh masyarakat dunia, dan pemerintah daerah harus menjamin dan mengembalikan hak atas rasa aman masyarakat di wilayah tambang akibat adanya ancaman atau intimidasi pihak-pihak yang ingin mengambil tanah mereka selama ini.

Wakil Ketua Forcam, Alex Armanjaya kepada Flores Pos di Maumere, Minggu (29/3) menjelaskan Forcam sedang menyusun bahan katekese dan pencerahan terkait kegiatan penambangan di Kabupaten Manggarai. Kegiatan katekese dan pencerahan akan dilakukan para frater Seminari Tinggi Ritapiret dan Seminari Tinggi Ledalero asal Manggarai, pada Juni mendatang. “Kegiatan katekese sangat penting,” kata Armanjaya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar