28 Mei 2009

Dua Fraksi DPRD Mabar Menolak Tambang

Golkar dan PDIP

Oleh Andre Durung

LABUAN BAJO (FP) - Fraksi Golkar dan PDI Perjuangan, dua dari tiga Fraksi di DPRD Manggarai Barat (Mabar) menolak segala bentuk rencana pertambangan di daerah itu. Karena tambang destruktif terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk pariwisata.

Hal itu ditegaskan Ketua Fraksi Golkar Plus Blasius Jeramun dan Ketua Fraksi PDIP Ambrosius Janggat di Labuan Bajo, Rabu (27/5). Penegasan ini bersifat pengulangan karena sikap serupa sebelumnya pernah disuarakan kedua fraksi tersebut. “ Ini menegaskan kembali penolakan kami atas rencana kehadiran industri pertambangan di Mabar,” tandas Jeramun diiakan Janggat.

Menurut Jeramun, berdasarkan informasi beredar selama ini bahwa di Mabar ada 3 tempat yang direncanakan bakal jadi lokasi pertambangan emas yaitu Tebedo, Kecamatan Boleng dan di Dalong serta Batu Gosok, Kecamatan Komodo. Bahkan di Tebedo dan di Batu Gosok dikabarkan sudah masuk tahap eksplorasi.

Menurut Jeramun, hingga kini DPRD Mabar secara kelembagaan belum ambil sikap karena belum ada aspirasi dari masyarakat ke lembaga dewan. Namun tidak berarti DPRD Mabar tutup mata-telinga. Belakangan sejumlah anggota Dewan secara perorangan pun per partai politik mulai menolak rencana tambang di Mabar.

“Sekarang saya dan Pak Ambros mau menegaskan kembali bahwa Fraksi Golkar Plus dan Fraksi PDIP DPRD Mabar menolak segala rencana bentuk pertambangan di Mabar, entah tambang emas dan lain-lian,” tegas Jeramun.

Janggat menambahkan, khusus eksplorasi tambang di Batu Gosok, Fraksi PDIP dan Fraksi Golkar Plus DPRD Mabar menolaknya. Antara lain karena Batu Gosok masuk jalur hijau untuk pengembangan pariwisata.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Mabar, Rafael Arhat ketika ditemui Flores Pos secara terpisah di Labuan Bajo, Rabu (27/5) enggan bicara soal rencana tambang di daerah itu. “ Maaf, saya sangat hati-hati memberi komentar soal rencana tambang di Mabar termasuk di Batu Gosok yang hari-hari terakhir diceritakan sudah masuk tahap ekplorasi. Entah itu terkait lingkungan hidup maupun dari sudut pandang pariwisata,” katanya.

Arhat yang juga Ketua Forum Pariwisata Mabar dimintai tanggapannya terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) di Kabupaten Flores barat, termasuk di bidang pertambangan.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar