17 April 2009

Kalla: Golkar Tak Mungkin Ajukan Capres

JAKARTA (ANTARA)
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar M Jusuf Kalla mengatakan dengan perolehan suara sekitar 14 persen maka tak mungkin lagi Golkar mengajukan calon presiden (capres).

"Dengan perolehan suara saat ini sekitar 14 persen, capres tak mungkin karena tak mencapai 20 persen," kata M Jusuf Kalla usai memimpin rapat konsultasi di Jakarta, Kamis malam.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa rapat konsultasi kali ini tidak untuk mengambil keputusan. Keputusan soal capres ataupun koalisi akan ditetapkan pada rapat pimpinan nasional khusus (rapimnassus) 23 April mendatang.

Namun Kalla menjelaskan rapat konsultasi tersebut mengamanatkan tiga hal dalam berkoalisi.

Pertama, koalisi harus menguntungkan bangsa dan negara. Kedua, koalisi yang dibentuk harus saling menguntungkan partai yang berkoalisi.

"Katakanlah koalisi antara Partai Demokrat dan Partai Golkar maka harus menguntungkan kedua belah pihak. Jika hanya menguntungkan salah satu pihak tidak bisa itu," kata Kalla.

Ketiga, koalisi harus diyakinkan akan menang dan bisa menjalankan pemerintahan dengan baik.
"Itulah amanat dari rapat konsultasi ini," katanya.

Kalla juga menegaskan bahwa rapat tidak memutuskan apapun karena semua soal capres maupun koalisi akan ditentukan dalam rapimnassus.

Rapat konsultasi terlihat berjalan lancar dan hanya berlangsung sekitar satu jam.

Rapimnassus

Jusuf Kalla bersama beberapa fungsionaris partai lainnya membahas persiapan Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnasssus) yang rencananya akan digelar 23 April mendatang.

"Yaa kita cuma makan siang dan bicarakan persiapan hadapi rapimnassus nanti," kata Ketua DPP partai Golkar Andi Mattalatta saat keluar dari kantor Wapres di Jakarta, Jumat siang.

Sebelumnya beberapa petinggi Partai Golkar antara lain Sekjen Sumarsono, Ketua DPP Andi Matalatta, Ketua OKK Syamsul Muarif, Wasekjen Rully Chaerul Azwar dan Wasekjen Malkan Amin mendampingi Ketua Umum Jusuf kalla melakukan sembayang sholat Jumat di kompleks kantor Wapres Jakarta.

Seusai sholat Jumat, mereka langsung masuk ke ruang kerja Jusuf Kalla. Semnetara Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Wapres kepada wartawan tidak bersedia memberikan keterangan pers seperti biasanya di tiap hari jumat.

Lebih lanjut Andi tidak bersedia memberikan komentar. Namun Andi mengaku bahwa pembicaraan hanya membahas mengenai persiapan-persiapan untuk pelaksanaan Rapimnassus. "Kita persiapkan untuk nanti malam (rapat pleno DPP)," kata Andi.
Ketika ditanyakan apakah membicarakan agenda untuk rapimnasus mendatang, Andi dengan diplomatis mengatakan persiapan untuk rapat pleno serta rapimnassus. Namun ketika didesak apakah ada hal yang mendesak dan genting sehingga persiapan rapimnassus begitu internsif dilakukan di kantor Wapres.

Lima Cawapres

Ketua DPP Partai Golkar Marzuki Darusman mengatakan, partainya telah menyiapkan lima nama sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jusuf Kalla (JK), Akbar Tandjung, Surya Paloh, Agung Laksono dan Sultan Hamengku Buwono X adalah kelima calon yang akan kami tawarkan pada SBY jika koalisi telah disepakati pada Rapimnas 23 April mendatang, dan diharapkan ini dapat diterima baik oleh SBY," kata usai jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Marzuki mengatakan, kelima calon tersebut lahir dikarenakan kebutuhan internal partai, adanya perubahan yang mendasar dalam dinamika politik terjadi setelah pemilu, sehingga JK tidak lagi berada di posisi utama sebagai representasi Partai Golkar.

"Turunya suara Golkar yang drastis merupakan salah satu penyebabnya, serta dari JK sendiri kita tidak memperoleh isyarat defenitif bahwa SBY setuju dengan penetapan cawapres, JK hanya menekankan pada jajaran Golkar bahwa tercapai dua kesepakatan, yakni kerjasama di parlemen dan kabinet," katanya.

Menurut dia, faktor lain yan berkembang dalam internal partai adalah partai menanggapi secara positif dari pemikiran SBY bahwa sebaiknya anggota kabinet bukan pimpinan tertinggi dari satu kekuatan politik.

"Bisa dikatakan bahwa hal tersebut merupakan faktor baru yang memperkaya pemikiran di kalangan Golkar dengan menanggapi secara positif dan konstruktif, sehingga Golkar tidak ingin memberi beban pada SBY dengan hanya menyodorkan calon tunggal," paparnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan, kemunculan nama Akbar Tadjung sebagai calon pendamping SBY bukanlah menjadi persoalan dalam internal partai, persoalan tunggal yang ada di internal partai saat ini adalah pro-kontra terhadap JK.
"Resistensi terhadap Akbar Tandjung hanyalah di DPP Golkar, sementara di daerah Akbar Tandjung memiliki dukungan yang luas," imbuhnya*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar