13 Maret 2009

Uskup Maumere Beri Kuliah di Ledalero

Oleh Benny Obon
Kontributor

LEDALERO - Uskup Maumere, Mgr Kherubim Parera SVD memberikan kuliah soal karismatik di STFK Ledalero selama satu setengah jam, Jumat (6/3) atas permintaan Pater John M Prior SVD.
Tiba di Ledalero, Uskup Kherubim diantar Pater Leo Kleden menuju kelas untuk memulai memberikan kuliah. Uskup Kherubim mengaku sangat senang bisa memberikan kuliah kepada mahasiswa STFK Ledalero dan ini merupakan pengalaman pertamanya memberikan kuliah di STFK Ledalero sejak ditabiskan menjadi imam hingga menjadi uskup. Dia bilang kuliah ini lebih sebagai sharing pengalaman.

Sebelum memulai kuliah, uskup Kherubim menanyakan kepada mahasiswa tentang keinginan mereka dalam kuliah tersebut. Beberapa orang mahasiswa menyampaikan keinginannya untuk mengenal lebih jauh tentang gerakan karismatik dalam Gereja Katolik. Gerakan karismatik sebagai persekutuan doa dalam Gereja Katolik menjadi kekhasan dan turut memperkaya praktik doa dalam Gereja. Oleh sebab itu gerakan tersebut menarik perhatian umat Katolik. Dengan membaca fenomena ini, maka uskup Kherubim yang menjadi peletak dasar gerakan karismatik di Keuskupan Ruteng dan Weetebula tersebut sengaja diundang untuk menjelaskan kepada mahasiswa seluk-beluk gerakan tersebut.
Uskup Kherubim memulai kuliahnya dengan mensharingkan pengalaman perkenalannya dengan gerakan karismatik. Uskup mengaku pertama kali mengenal gerakan tersebut sejak tahun 1975-1976 dalam kongres karismatik internasional ke-2 di Roma ketika dia masih kuliah di sana.
Dia mulai membuka gerakan karismatik di Ruteng ketika sedang menjadi Provinsial SVD Ruteng. Awalnya ia hanya mengumpulkan beberapa keluarga untuk membentuk satu persekutuan doa dan lama-kelamaan persekutuan doa tersebut mulai berkembang dan menarik perhatian banyak orang. Maka gerakan karismatik di Keuskupan Ruteng pun terbentuk.
Uskup Kherubim menjelaskan bahwa dalam Gereja Katolik dikenal tiga macam doa, yaitu doa pujian, syukur dan permohonan. Umumnya kita lebih sering memohon dan bersyukur kepada Tuhan dan kurang menaruh perhatian pada doa pujian. Doa pujian sering dilalaikan, oleh sebab itu persekutuan doa karismatik ingin menghidupkan kembali doa pujian tersebut dengan penekanan yang khas Katolik.
Doa pujian dan syukur menjadi perhatian utama dalam gerakan karismatik, dalamnya umat memuji Tuhan dengan menyertakan perasaan secara penuh sehingga doa ini diikuti dengan ekspresi (gerak). Gerak dalam doa tersebut tidak lain merupakan suatu pujian dan ungkapan syukur kepada Tuhan, bahwa patutlah kita menari memuji Tuhan seperti Daud yang menari-nari memuji Tuhan di depan Tabut Perjanjian.
Persekutuan doa karismatik juga mendasari hidupnya pada Kitab Suci.Ooleh sebab itu Kitab Suci menjadi tempat yang sentral dalam gerak hidup karismatik. Selain itu gerakan tersebut juga menaruh perhatian penuh pada Roh Kudus. Roh Kudus yang memimpin dan membimbing perjalanan Gereja dengan berbagai karunianya juga turut membimbing gerakan karismatik.
Perihal bahaya-bahaya yang perlu diwaspadai dalam persekutuan doa karismatik, Uskup Kherubim mengatakan, hal itu perlu.
Kita mempunyai pemimpin Gereja yang harus ditaati. Oleh sebab itu segala sepak terjang gerakan karismatik tidak boleh melecehkan dogma-dogma dalam Gereja Katolik. Penekanan pada Kitab Suci sebagai sentral gerakan karismatik menimbulkan kecenderungan untuk menafsir Kitab Suci secara bebas dalam keterbatasan pengetahuan mereka tentang Kitab Suci. Oleh sebab itu kehadiran seorang imam sangat perlu untuk membimbing mereka dalam menafsir kitab suci.
Fenomena lain yang turut mencemaskan dari gerakan ini adalah soal penyembuhan yang membawa seseorang pada kesombongan diri. Umat perlu sadar bahwa karunia penyembuhan tidak pernah berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan lewat manusia. Jadi manusia di sini hanya sebagai sarana Tuhan dalam menyembuhkan seseorang.
Di akhir kuliah, uskup Kherubim mengharapkan mahasiswa kelak menjadi pembimbing gerakan karismatik yang baik, sehingga persekutuan doa karismatik semakin hidup dan berkembang dalam Gereja katolik dan dapat memajukan iman umat dalam Gereja.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar